Archive for 3 September 2009


Jika seseorang mencintaimu

Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa ia mencintaimu
Dia hanya tau, di mata dia, kamulah satu satunya.

Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah / gila / jengkel / stress
Tapi ia tidak pernah tau hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, Karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu.

Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tau.

Seseorang yang mencintai kamu, akan marah – marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telponnya,
karna ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi ke kamu.

Seseorang yang mencintai kamu, hanya menjatuhkan air matanya di hadapanmu.
Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup / berdenyut / bergetar untuk kamu.

Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yang kamu ucapkan
Bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata – kata itu tepat waktunya.

Seseorang yang mencintai kamu,
Tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah, karna ia tidak mau mengingkari janjinya.
Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama – lamanya.

Seseorang yang mencintai kamu, selalu memberitahumu untuk tidak berpikir lebih banyak.
Karna ia sudah merencanakan semuanya untuk mu, ia ingin memberikan kehidupan yang terbaik di masa mendatang.
Ia ingin memberikanmu suatu kejutan, percayalah dia dapat melakukannya.

Seseorang yang mencintai kamu,
mungkin tidak bisa mengingat kejadian / kesempatan istimewa seperti perayaan hari ulang tahunnya,
tapi ia tau bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini.

Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata aku mencintaimu dengan mudah,
karna segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu,
tetapi ia akan mengatakan kata I Love You pada situasi yang special,
karna ia tidak mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai diri mu.

Seseorang yang benar – benar mencintai kamu,
akan merasa bahwa sesuatu yang harus di katakan hanya sekali saja,
karna ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya.
Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia / tersenyum

Dulu kala kecil, kita semua punya impian. Atau kalau tidak salah, dulu namanya cita-cita. Lalu masing-masing kita bukan hanya cerita tentang occupation yang ingin kita miliki di kala dewasa. Kadang, kita juga sampai menceritakan hal-hal rinci terkait occupation itu.

”Aku mau jadi pilot. Terus aku bisa terbang ke banyak negara. Jadi bisa nginap di hotel-hotel bagus di banyak negara. Terus bikin foto-foto di sana. Karena sering terbang ke banyak negara, aku akan punya uang banyak. Jadi nanti bisa bikin rumah yang besar. Ada kolam renangnya. Punya mobil bagus. Bisa beli-beli makanan enak. Rumahku akan aku susun jadi bagus dan indah. Bertingkat 3 kayaknya seru ya.”

Semakin lama seorang anak dibiarkan bercerita, maka akan semakin lengkaplah hal-hal itu. Termasuk mungkin dia akan bisa punya anak asuh. Bisa menyumbang ke korban-korban bencana, bukan hanya ikut prihatin ketika melihat berita di televisi. Jadi seringkali impian mereka tidak hanya terkait dengan materi. Bahkan juga beramal dan mungkin perjalanan-perjalanan ibadah juga menjadi bagian dari impian mereka.

Masih ingatkah Anda seberapa lengkap impian Anda? Sebagian dari mimpi Anda, termasuk untuk membahagiakan kedua orangtua Anda, kan? Nah, sekarang Anda ingat kembali impian-impian Anda waktu kecil.

Mau bermain-main sedikit? Bukan untuk tujuan serius, sekedar iseng-iseng dan siapa tahu bermanfaat.

Coba Anda ambil kertas, atau tuliskan saja di wordprocessor Anda. Impian-impian apa saja yang masih Anda ingat dan menjadi keinginan Anda di waktu kecil dulu. Tidak perlu malu, karena saya toh tidak akan minta Anda menceritakannya kepada saya atau kepada siapapun.

Menyenangkan ya? Kalau kita lihat impian anak yang saya jadikan contoh tadi, berarti dia punya sekitar 15 impian. Hai-hai, sungguh banyak ya? Padahal beberapa impian di contoh tadi masih bisa dibuat lebih rinci lagi.

Ayolah, hanya untuk bersenang-senang saja, kok. Jangan takut, kan itu impian Anda waktu kecil dulu. Coba saja diingat-ingat. Tidak perlu berurutan, tetapi tuliskan lebih rinci, kan ini hanya bermain. Tidak perlu juga takut menceritakan yang rinci. Anda juga tidak dituntut untuk mewujudkannya.

Oke, bisa sampai 100 tidak ya? Atau hanya 15 saja? Oh, ada yang bisa 75 impian, hebat sekali!!! Ada yang sudah punya lebih dari 100 impian? Luar biasa!!!

Nah, itu semua kan impian Anda saat masih kecil. Jadi biasa saja kalau jadi banyak. Biasa pula, kalau sekarang Anda menganggap itu hal yang lucu. Apalagi kita memang sedang ingin bermain-main sebentar. Jangan terus-terusan serius lah.

Butuh banyak sekali biaya untuk menghilangkan kerut di pelipis, di atas hidung dan di atas alis Anda. Jadi mari sekarang kita bermain-main sebentar. Nah, mari kita lihat kembali dari impian nomer 1 hingga nomer terakhir. Ini juga masih dalam tujuan bersenang-senang saja.

Sudah adakah hal-hal dalam impian Anda itu yang tercapai sekarang? Nah, lucu kan. Beberapa dari impian-impian masa kecil kita itu ternyata sudah tercapai ya? Nah, sekarang senyum Anda menjadi semakin lebar. Memang, kita kan sedang bersenang-senang. Jadi tidak ada gunanya mengkerutkan kening, ya?

Tapi sekarang mari kita ingat-ingat dikit. Dikit aja, jangan sampai membuat kening Anda terlalu berkerut. Coba lihat hal-hal yang dulu diimpikan dan sekarang sudah dicapai. Apakah selama sekian tahun Anda mengingat itu sebagai sesuatu yang Anda inginkan. Sehingga begitu kesempatan ada, maka Anda segera meraih impian Anda itu?

Nah, sekarang baru main-main kita jadi serius ya? Ya, masa dari tadi main-main terus. Kan Anda sudah bukan lagi anak-anak.

Impian bukan goals. Karena goals adalah milestone dalam perjalanan Anda menuju impian Anda. Tahap demi tahap Anda lalui, mil demi mil Anda lampaui, dan arah Anda ternyata menuju impian Anda.

Anda sekolah. Mungkin beasiswa, mungkin biaya dari orangtua, mungkin pula Anda sendiri mengumpulkan uang untuk sekolah. Kemudian Anda ingin sekali mendapatkan posisi tertinggi dalam pengumpulan nilai pendidikan Anda. Maka Anda pun belajar dengan lebih serius. Itu kalau tidak salah, namanya goals ya?

Kemudian dari ranking teratas itu, Anda mendapatkan nilai-nilai tertinggi, hingga memudahkan Anda melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan yang Anda pilih. Atau karena Anda menjadi lebih cerdas dari sebelumnya, maka Anda dapat menjadi pengusaha yang lebih handal.

Kemudian Anda mulai memiliki penghasilan, Anda tabung sebagian, yang ketika sudah menjadi lebih banyak lalu Anda investasikan. Itu kemudian menjadi lebih besar dan Anda mulai mengumpulkan hal-hal yang menjadi impian Anda.

Nah, sekarang Anda melihat apa hubungan impian dengan langkah Anda, ya?

Lucu ya? Ternyata ketika Anda menyimpan impian maka setiap langkah Anda diarahkan menuju impian-impian tersebut ya? Tanpa sadar ya? Kemudian Anda menyusun goals demi goals. Berusaha mencapai setiap goals secara bertahap dan impian Anda mulai tercapai.

Kekanak-kanakan ya? Mungkin ya, tetapi bukankah karena impian tersebut Anda menjadi berkembang seperti sekarang. Karena impian tersebut Anda memiliki kepribadian sebaik sekarang. Karena impian pula Anda bekerja keras untuk mencapai goals demi goals.

Nah, mengapa Anda tidak menemukan (kembali) impian Anda. Membangun diri Anda. Dan memperbaiki arah langkah Anda.

I’m just too far from where you are I wanna come home. Maybe surrounded by a million people I still feel all alone. I just wanna go home. I miss you, you know.”

Pernahkah anda berada di tempat yang mungkin indah dan menakjubkan namun tetap ada sesuatu yang “hampa”. Tidak peduli dengan semua yang ada disekitar anda. Mungkin saja dikelilingi dengan banyak orang, mungkin memiliki banyak teman, kegiatan yang menyenangkan tetapi anda tetap merasakan kesepian, sendirian serta perasaan “jauh” dari “kenyamanan”, “kedamaian yang sebenarnya”, “rumah yang diimpikan”, “seseorang” yang anda rindukan dan semuanya itu membuat anda sangat ingin pulang. Satu kata yang selalu terngiang setiap saat adalah “pulang”.

Penggalan lagu diatas yang dinyanyikan oleh Michael Buble, seorang penyanyi asal Canada menceritakan tentang perasaan seseorang yang sangat ingin pulang. Walaupun dikelilingi orang banyak, ia tetap merasakan kesepian. Walaupun berada di tempat yang indah, ia tetap merasakan tidak nyaman, tidak bahagia, tidak damai. Ia hanya ingin pulang dan selalu berada bersama orang yang ia kasihi dan sungguh ia rindukan. Nyatanya memang, ada kenyamanan dan kedamaian yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga selain berada berdampingan bersama orang yang sangat mengasihi kita dan juga kita kasihi.

Begitu pula dengan kita, terkadang mungkin kita berada begitu jauh dari-Nya, pribadi yang sangat mengasihi kita. Kita “berpergian” ke banyak tempat yang tampak “menarik” dimata kita. Kita bertemu banyak orang yang mungkin membuat kita “lari” semakin jauh dari-Nya. Tetapi sesuatu saat, pada titik tertentu. Ketika umur semakin bertambah, dan semua sudah kita capai, ketika kita mungkin memiliki segalanya, namun semuanya itu tidak menjamin adanya sebuah kedamaian. Saat kita merasa hadirnya suatu “kehampaan” di dalam hati ini, “letih” karena menikmati banyak “kebahagiaan semu”, kitapun merasa “lelah” berada jauh dari-Nya. Satu yang kita inginkan hanya “pulang”.

Saat ini, marilah kita merenungkan ulang keadaan kita sekarang. Apakah kita terlalu sering “berlari” dariNya, pergi meninggalkan-Nya? Berapakah lamanya lagi kita ingin terus “berjauhan” dengan-Nya? Tidakkah kita rindu pada-Nya? Serta ingin “pulang” kembali berada dekat dengan-Nya? Marilah kita menyadari arti kedamaian dan ketenangan sejati kita…

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah
kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa
orang-orang bisa sangat miskin.

Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat
miskin.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. “Bagaimana
perjalanan kali ini?”

“Wah, sangat luar biasa Ayah”

“Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin” kata ayahnya.

“Oh iya” kata anaknya

“Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?” tanya ayahnya.

Kemudian si anak menjawab.

“Saya saksikan bahwa :

Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.

Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke
tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang
tidak ada batasnya.

Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan
mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.

Kita memiliki patio sampai ke halaman depan,
dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.

Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal
dan mereka memiliki ladang yang melampaui
pandangan kita.

Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita,
tapi mereka melayani sesamanya.

Kita membeli untuk makanan kita,
mereka menumbuhkannya sendiri.

Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan
kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat
untuk saling melindungi.”

Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.

Kemudian sang anak menambahkan “Terimakasih Ayah, telah menunjukkan
kepada saya betapa miskinnya kita.”

Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus
memikirkan apa yang tidak kita punya.

Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan
dambaan bagi orang lain.

Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang.

Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua
bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang
telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk
meminta lebih.

Alkisah, disebuah kelas sekolah dasar, bu guru memulai pelajaran dengan topik bahasan, “Setiap insan adalah spesial”. Kehadiran manusia di dunia ini begitu berarti dan penting. “Anak-anakku, kalian, setiap anak adalah penting dan spesial bagi ibu. Semua guru menyayangi dan mengajar kalian karena kalian adalah pribadi yang penting dan spesial. Hari ini ibu khusus membawa stiker bertuliskan warna merah “Aku adalah spesial”. Kalian maju satu persatu, ibu akan menempelkan stiker ini di dada sebelah kiri kalian”. Dengan tertib anak-anak maju satu persatu untuk menerima stiker dan sebuah kecupan sayang dari bu guru mereka. Setelah selesai, bu guru melanjutkan “Ibu beri kalian masing-masing tambahan 4 stiker. Beri dan tempelkan 1 kepada orang yang kalian anggap spesial, sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih dan kemudian serahkan 3 stiker lainnya untuk diteruskan kepada orang yang dirasa spesial pula olehnya, begitu seterusnya. Mengerti kan…….”.

Sepulang sekolah, seorang murid pria mendatangi sebuah kantor, diapun memberikan stikernya kepada seorang manajer di sana. “Pak, bapak adalah orang yang spesial buat saya. Karena nasehat-nasehatpak berikan, sekarang saya telah menjadi pelajar yang lebih baik dan bertanggung jawab. Ini ada 3 stiker yang sama, bapak bisa melakukan hal yang sama, memberikannya kepada siapapun yang menurut bapak pantas menerimanya”.

Lewat beberapa hari, manajer tersebut menemui pimpinan perusahaannya yang emosional dan sulit untuk didekati. Tetapi mempunyai pengetahuan yang luas dan telah memberi banyak pelajaran hingga dia bisa menjadi seperti hari ini. Awalnya sang pemimpin terkesima, namun setelah mengetahui alasan pemberian stiker itu, dia pun menerimanya dengan haru. Sambil mengangsurkan si manajer berkata,”Ini ada 1 stiker yang tersisa. Bapak bisa melakukan yang sama kepada siapapun yang pantas menerima rasa sayang dari bapak”. Sesampai di rumah, bergegas ditemui putra tunggalnya. “Anakku, selama ini ayah tidak banyak memberi perhatian kepadamu, meluangkan waktu untuk menemanimu. Maafkan ayahmu yang sering kali marah-marah karena hal-hal sepele yang telah kamu lakukan dan ayah anggap salah. Malam ini, ayah ingin memberi stiker ini dan memberitahu kepadamu bahwa bagi ayah, selain ibumu, kamu adalah yang terpenting dalam hidup ayah. Ayah sayang kepadamu”. Setelah kaget sesaat, si anak balas memeluk ayahnya sambil menangis sesenggukan. “Ayah, sebenarnya aku telah berencana telah bunuh diri. Aku merasa hidupku tidak berarti bagi siapapun dan ayah tidak pernah menyayangiku. Terima kasih ayah”. Mereka pun berpelukan dalam syukur dan haru serta berjanji untuk saling memperbaiki diri.

Kehidupan layaknya seperti pantulan sebuah cermin. Dia akan bereaksi yang sama seperti yang kita lakukan. Begitu pentingnya bisa menghargai dan menempatkan orang lain di tempat yang semestinya. memuji orang lain dengan tulus juga merupakan ilmu hidup yang sehat, bahkan sering kali pujian yang diberikan disaat yang tepat akan memotivasi orang yang dipuji, membuat mereka bertambah maju dan berkembang, dan hubungan diantara kitapun akan semakin harmonis, mari kita mulai dari diri kita sendiri, belajar memberi pujian, menghormati dan memperhatikan orang lain dengan tulus dengan demikian kehidupan kita pasti penuh gairah, damai dan mengembirakan.

-Andri Wongso-

Sekelompok kodok sedang berjalan-jalan melintasi hutan. Malangnya, dua di antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut, mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik mati.

Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar-komentar itu dan mencoba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.

Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata kodok yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati. Sedang kodok yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan kodok tersebut berteriak padanya agar berhenti berusaha dan mati saja. Dia bahkan berusaha lebih kencang dan akhirnya berhasil.

Akhirnya, dengan sebuah lompatan yang kencang, dia berhasil sampai di atas.
Kodok lainnya takjub dengan semangat kodok yang satu ini, dan bertanya “Apa kau tidak mendengar teriakan kami?” Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia tuli.

Akhirnya mereka sadar bahwa saat di bawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada kodok tersebut.

Apa yang dapat kita pelajari dari ilustrasi di atas?

Kata-kata positif yang diberikan pada seseorang yang sedang “jatuh” justru dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam menjalani hari-hari. Sebaliknya, kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang “jatuh” dapat membunuh mereka. Hati hatilah dengan apa yang akan diucapkan.

Suarakan ‘kata-kata kehidupan’ kepada mereka yang sedang menjauh dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit dimengerti bahwa ‘kata-kata kehidupan’ itu dapat membuat kita berpikir dan melangkah jauh dari yang kita perkirakan.

Semua orang dapat mengeluarkan ‘kata-kata kehidupan’ untuk membuat rekan dan teman atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya bangkit dari keputus-asaanya, kejatuhannya, kemalangannya.

Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk memberikan spirit bagi mereka yang sedang putus asa dan jatuh.

So……………. Please don’t give up !!! If you try to do the best thing, must be some day…… you can get all your dreaming of.

Pada saat merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.

Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

apa yang terjadi? bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondsi terperangkap 10 tahun? dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

orang itu lalu berfikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu! bagaimana dia makan????

orang itu lalu menghentikan pekerjaanya dan memperhatikan cicak itu. apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian cicak lain muncul dengan makanan dimulutnya…. AHHH!

orang itu merasa terharu melihat hal itu. ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun

Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban.

bayangkan, cicak itu tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun.

bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu mengaggumkan
bagaimana dengan kita???

“janganlah kita pernah mengabaikan orang yang kita kasihi”

Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia…

Dia bertanya kepada Tuhan : “Para malaikat disini mengatakan
bahawa
besok Engkau akan mengirimkan saya kedunia, tetapi bagaimana cara saya
hidup disana; saya begitu kecil dan lemah ?”

Dan Tuhan menjawab: “Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Ia
akan menjaga dan mengasihimu .”

Bayi bertanya lagi: “Tetapi disini; didalam syurga ini, apa yang
saya lakukan hanyalah bernyanyi, bermain dan tertawa…Inikan sudah cukup
bagi saya untuk berbahagia.”

“Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari.Dan kamu
akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih berbahagia”

“Dan bagaimana bisa saya mengerti disaat orang-orang berbicara kepada saya
jika saya tidak mengerti bahasa mereka ?” “Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar;
dan dengan penuh kesabaran dan perhatian. Dia akan mengajar kepadamu
cara berbicara.”

“Dan apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu ?”
“Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa”

“Saya mendengar bahawa di Bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan
melindungi saya ?” “Malaikatmu akan melindungimu; walaupun hal tersebut
mungkin akan mengancam jiwanya”

“Tapi, saya pasti akan merasa sedih kerana tidak melihatMu lagi”

“Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan
bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaKu; walaupun sesungguhnya
Aku akan sentiasa disisimu”

Disaat itu, Syurga begitu tenang dan heningnya sehingga suara
dari Bumi dapat terdengar, dan sang bayi bertanya perlahan : “Tuhan, jika
saya harus pergi sekarang, bisakah Kamu memberitahuku nama malaikat tersebut?”

“Kamu akan memanggil malaikatmu itu: ” IBU ”

Ingatlah sentiasa kasih sayang dan pengorbanan ibu. Berbakti,
berdoa dan cintailah dia sepanjang masa….. Dialah sesatunya harta
yang tiada galang gantinya dunia akhirat….

Dan untuk para ibu, ingatlah kisah ini dikala kamu hilang sabar
dengan karenah anak-anak yang sedang membesar…sesungguhnya Syurga itu
dibawah telapak kakimu…

Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :
1) Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan,
2) Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu,
3) Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu, dan
dosa-dosa yang silam
4) Di sulami dengan taubat kepada Dzat yang Memiliki mu.”